SALAH SATU tanda yang paling jelas bagi seorang hamba kalau ia mencintai Allah SWT yaitu mengikuti segala yang dibawah Rasulullah Muhamad ﷺ. Dalam al-Qur’an Allah berfirman,
قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِى يُحْبِبْكُمُ ٱللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَٱللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
“Katakanlah, ‘Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.’ Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS: Ali Imran: 31).
Ayat ini menjelaskan, salah satu bentuk pengakuan cinta kepada Allah SWT yaitu mengikuti perintah Rasulullah ﷺ. Ibnu Katsir berkata, “Perintah Rasululullah ﷺ merupakan petunjuk, sunnah-sunnah, dan syariat-syariat beliau. Jadi, setiap ucapan dan perbuatan kita harus ditimbang dengan ucapan dan perbuatan beliau. Suatu perkataan, kalau sesuai dengan perkataan beliau, maka kita terima; tetapi kalau tidak sesuai, maka kita tolak, siapa pun yang mengatakannya.”
Orang yang beriman kepada Allah SWT dan hari akhir wajib taat kepada Rasulullah ﷺ. Dalam al-Qur’an, Dia menyebutkan ketaatan kepada Rasul lebih dari 30 kali.
Anas mengisahkan, pernah ada seseorang datang kepada Nabi dan bertanya, “Wahai Rasulullah, kapankah datangnya hari kiamat?” Rasulullah ﷺ berdiri lalu mengerjakan shalat. Setelah menyelesaikan shalatnya, beliau bertanya, “Mana orang yang bertanya tentang hari kiamat tadi?” Orang yang tadi bertanya menjawab, “Saya, wahai Rasulullah.” Rasulullah ﷺ lalu bertanya kepadanya, “Apa yang telah engkau persiapkan untuk menghadapi hari tersebut?”
Orang itu menjawab, “Demi Allah, aku tidak mempersiapkan untuk menghadapi hari tersebut dengan banyak puasa dan sadaqah. Hanya saja aku cinta kepada Allah dan Rasul-Nya.”
Maka beliau bersabda, “Seseorang itu akan bersama dengan yang dicintainya. Dan engkau akan selalu bersama dengan yang engkau cintai.” Anas berkata, “Aku tidak pernah melihat kegembiraan kaum muslimin sesudah memeluk Islam seperti kegembiraan mereka setelah mendengar hadits ini.” (HR. Turmudzi, Imam Turmudzi berkata, hadist ini shahih).
Ibnu Taimiyah berkata, “Allah telah menerangkan hak-hak Nabi di dalam al-Qur’an. Di antaranya, agar (kaum muslimin) taat kepada beliau, mencintai, mengagungkan, menghormati, dan membela beliau, berhukum kepada beliau, ridha dan menerima hukum yang ditetapkan oleh beliau, mengikuti beliau, mengucapkan salam dan shalawat kepada beliau, mendahulukan beliau di atas kepentingan diri, harta, dan keluarga, menyerahkan segala perselisihan kepada ketentuan beliau, dan lain-lainnya.” (dalam Majmu’ Al-Fatawa [I/68]).
Bentuk Cinta Rasul
Hati yang hidup ialah hati yang mencintai Allah SWT. Barangsiapa yang mencintai Dia, maka hendaklah mencintai Rasul-Nya, yaitu Nabi Muhammad ﷺ.
Sebagai bentuk kecintaaan kepada Rasulullah ﷺ di antaranya:
Pertama, mencintai beliau, setelah mencintai Allah, dan mendahulukan cinta kepada keduanya daripada cinta kepada selain keduanya.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Anas, berkata, “Rasulullah ﷺ bersabda;
لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ رواه البخاري
“Tidak beriman seorang hamba hingga aku lebih dia cintai daripada keluarga, harta dan manusia seluruhnya.‘” (HR. Bukhari).
Kedua, mentaati seluruh yang diperintahkannya dan berhenti dari seluruh yang dilarangnya. Karena beliau memerintah hanyalah berdasarkan perintah Allah dan melarang berdasar larangan-Nya. Ini sesuai dengan firman Allah yang berbunyi;
وَمَآ ءَاتَىٰكُمُ ٱلرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَىٰكُمْ عَنْهُ فَٱنتَهُوا۟ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلْعِقَابِ
“….Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah ia dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah.” (QS: Al Hasyr:7).
Berdasar keterangan ini kemudian para ulama (bersepakat), wajib hukumnya bagi kaum muslimin mengakui Rasulullah ﷺ itu sebagai manusia yang maksum dan terjaga dari kesalahan dalam hal risalah yang dibawahnya. Rasul tidak akan salah dalam menyampaikan risalah Allah SWT.
Tugas beliau hanyalah menyampaikan semua risalahNya dan ada tidak satu pun yang disembunyikan. Karena itu Allah memerintahkan kaum muslimin untuk mengikuti sunnah beliau, baik berupa ucapan maupun perbuatan, dan menjadikan beliau sebagai suri teladan. (QS. Al-Ahzab: 21).
Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Ayat ini menjadi dasar dalam mengikuti Nabi baik dalam ucapan, perbuatan, maupun keadaannya. Ayat ini juga menjelaskan bahwa bentuk kecintaan kepada beliau adalah mengikuti segala apa yang dibawanya yang berasal dari Rabb-nya.”
Ketiga, memberi nasehat bagi Rasulullah ﷺ, yaitu membenarkan dan mengimani segala apa yang beliau sampaikan.
Imam Nawawi berkata di dalam kitab Syarah Shahih Muslim, “Adapun nasehat bagi Rasulullah (maknanya) adalah membenarkan risalah yang beliau bawa, mengimani segala yang beliau sampaikan, taat kepada perintah dan larangan beliau, memberikan pembelaan kepada beliau baik ketika masih hidup maupun sesudah wafat, memusuhi orang yang menentang beliau, menghidupkan sunnah-sunnah beliau, menyebarkan dakwah dan syariat beliau dengan memperhatikan adab-adabnya, yaitu menahan diri bertutur tentang syariat beliau tanpa dasar ilmu, menghormati orang-orang yang mempelajari syariat tersebut, yang berakhlak dengan akhlak yang terdapat di dalamnya, yang beradab dengan adab-adab yang terkandung di dalamnya, mencintai keluarga dan para shahabat beliau, dan menjauhi pelaku bid’ah dalam syariat beliau atau orang yang mencela para shahabat beliau, dan lain-lain.”
Keempat, mengucapkan shalawat dan salam untuk beliau tatkala namanya disebut.
Allah berfirman;
إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِىِّ ۚ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسْلِيمًا
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS: Al-Ahzab:56).
Nabi sendiri pernah bersabda;
مَنْ صَلَّى عَلَىَّ وَاحِدَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرًا
“Barangsiapa mengucapkan shalawat kepadaku satu kali, Allah akan membalasnya sepuluh kali.” (HR. Muslim).
Seseorang yang bershalawat kepada Nabi secara terus-menerus akan mendapatkan berkah yang sangat besar. Ibnul Qoyyim rahimahullah telah menyebutkan sekitar empat puluh keutamaan bershalawat kepada Nabi.
Itulah beberapa bentuk cinta kepada Rasulullah ﷺ sebagaimana diperintakan Allah. Semoga kita diberi kekuatan oleh Allah mencintai manusia yang paling dicintai oleh-Nya yaitu Rasulullah Muhammad Shalallhu alaihi wa salam.*
BAHRUL ULUM, penulis pengajar di Sekolah Tinggi Luqmanul Hakim-Surabaya
Sumber : http://hidayatullah.or.id/